Sesame Street pun Harus Pergi dari Arab.
Misi Amerika Serikat (AS) di Pakistan menggunakan boneka
Sesame Street, gagal total. Elmo, Big Bird, Ernie, dan kawan-kawan
terpaksa dipulangkan.
AS menarik pendanaan untuk serial
televisi ternama Sesame Street versi Pakistan. Hal ini disebabkan
laporan korupsi yang diterima oleh penyokong keberadaan Sesame Street di
negara itu, USAIDS.
“Kami menerima laporan dugaan korupsi oleh
rumah produksi Rafi Peer Theatre Workshop,” ujar Jubir Kementerian Luar
Negeri AS Mark Toner, tanpa menjelaskan lebih terperinci.
Acara
ini baru mulai siaran enam bulan lalu, yang diantaranya menayangkan Elmo
bersama tokoh-tokoh lokal. Pendanaan dialirkan enam pekan setelah Dubes
AS Cameron Munter berkunjung ke lokasi syuting Sim Sim Hamara, nama
Pakistannya.
Awalnya, AS mengalokasikan US$20 juta untuk
memproduksi acara tersebut. Sejauh ini, menurut laporan USAIDS, baru
US$6,7 juta yang terpakai. Tapi laporan dari suratkabar Pakistan Today, uang itu digunakan Rafi Peer untuk melunasi utangnya.
Perusahaan
yang bermarkas di Lahore itu menyangkal tudingan itu. COO Rafi Peer dan
satu-satunya anggota keluarga yang masih menjalankan perusahaan,
Faizaan Peerzada menyatakan, AS berhenti mendanai setelah US$10 juta
karena kekurangan uang.
“Kami gembira bisa bekerjasama untuk
proyek ini dan memperbaiki kualitas edukasi untuk anak-anak melalui
televisi yang dibuat secara domestik,” demikian Peerzada. Ia dikabarkan
hendak mencari pendana baru untuk meneruskan Sim Sim Hamara.
Misi
utama Sesame Street versi Pakistan ini untuk mempromosikan toleransi
antar etnis dan kesamaan gender. Sebanyak 26 episode sudah digarap,
meski jumlah itu baru sepertiga dari permintaan awal.
Ini kedua
kalinya Sesame Street versi asing alami masalah. Sebelumnya, Kongres
(DPR AS) terpaksa membatalkan pendanaan Sesame Street versi Palestina
yang disebut Sharaa Sim Sim dalam bahasa Arab.
Pembatalan ini
terkait pemotongan dana sebesar US$200 juta untuk bantuan Palestina,
setelah negara itu mengajukan keanggotaan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). AS menentang keinginan ini, karena belum mengakui kedaulatan
Palestina.
Baru-baru ini, Sesame Street juga menjadi berita saat dokumenter dari media Al Jazeera menunjukkan, satu dekade lalu lagu tema serial tersebut digunakan sebagai alat penyiksa tahanan di penjara Teluk Guantanamo.
Tahanan dipaksa mendengarkan sejumlah lagu melalui headphone
selama berjam-jam, dengan volume yang keras. Salah satu diantara musik
yang diputar berulang-ulang adalah lagu tema Sesame Street.
Tak
bisa disangkal, acara dan merchandise Sesame Street menjadi sebuah brand
yang telah mendunia. Sebanyak 145 negara menayangkannya, termasuk
negara yang sedang bermasalah seperti Afghanistan dan Sudan.
http://web.inilah.com/read/detail/1869209/sesame-street-pun-harus-pergi-dari-arab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar