Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk
mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat
pembesar optik seperti mikroskop.
Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1, yaitu besar gambar yang
dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. Sebagai contoh, pada
film 35 mm, lensa harus dapat fokus pada area sekecil 24 36 mm, yaitu
ukuran gambar pada film.
Seiring kemajuan teknologi yang
menghasilkan fotografi digital, definisi fotografi makro pun berubah
menjadi lebih dinamis yaitu teknik pengambil foto objek dalam jarak yang
sangat dekat, berkisar antara 10 hingga 60 cm dari lensa kamera.
Sedangkan jarak yang lebih dekat dari 10 cm, bisa dikatakan telah
memasuki wilayah fotomikrografi.
Fotografi Makro dapat dilakukan
pada objek apa saja. Tanaman, hewan, makanan hingga produk dapat
dijadikan sebagai objek untuk menghasilkan sebuah foto makro.Kali
ini, kami akan berbagi tips dalam mengambil foto makro secara umum agar
Anda dapat menghasi lkan foto makro yang lebih baik. Simak
langkah-langkahnya berikut ini:
1. Siapkan Kamera dan Lensa.
Untuk
membuat sebuah foto makro saat ini sebenarnya sangatlah mudah. Jika
tidak memiliki sebuah kamera DSLR, Anda juga dapat menggunakan kamera
saku dan memilih mode makro pada kamera untuk mengambil foto.
Tapi
jika Anda pengguna kamera DSLR, untuk membuat sebuah foto makro yang
baik, Anda wajib memiliki sebuah lensa makro. Lensa makro memang
dibanderol dengan harga yang relatif mahal dibandingkan dengan lensa
lain. Namun tidak perlu khawatir karena kini ada alternatif yang lebih
murah. Anda dapat menggunakan adapter lensa makro atau extension tube tambahan untuk mengubah lensa standar menjadi sebuah lensa makro.
2. Perhatikan Pencahayaan atau Lighting.
Semakin
dekat lensa ke subjek, pencahayaan akan semakin minim. Untuk itu,
kondisi pencahayaan di sekitar wajib diperhatikan. Pertama yang harus
Anda lakukan adalah mengatur ISO serendah mungkin. Sebab pada fotografi
makro, gambar yang detil dan bebas ganguan noise adalah yang utama.
Setelah
mengatur ISO ke angka terendah, Anda kemudian dapat mengatur bukaan
diafragma kamera ke posisi terbesar. Melakukan pengaturan diafragma akan
sangat menguntungkan pada pemotretan makro dengan subjek yang tidak
bergerak seperti tanaman atau produk.
Karena selain akan mendapatkan lebih banyak jumlah cahaya yang masuk, Anda juga akan mendapatkan efek bokeh (blur pada bagian belakang subjek) yang membuat foto tampil lebih artistik.
Namun
jika Anda melakukan pemotretan makro ke objek bergerak seperti hewan,
maka pengaturan Shutter Speed yang tepat adalah kuncinya. Karena
biasanya hewan-hewan kecil seperti semut, lalat, nyamuk, belalang,
kupu-kupu dan lain-lain dapat bergerak dengan cepat tanpa kita sadari,
sehingga momen yang baik akan hilang begitu saja.
3. Jangan Ragu Memakai Alat Bantu.
Jika
Anda memotret makro untuk sebuah produk, sangat disarankan agar Anda
melakukannya di dalam studio. Karena dengan menggunakan bantuan lampu
studio yang dapat diatur untuk menyala secara continuos akan mempermudah
Anda untuk menentukan titik fokus.
Sedangkan untuk pemotretan
makro hewan atau tumbuhan yang biasa dilakukan di luar ruangan, Anda
dapat menggunakan alat bantu seperti flash, atau flash khusus untuk foto
makro jika kondisi pencayaan kurang mendukung. Kemudian, agar gambar
yang dihasilkan dapat tetap tajam, jangan lupa gunakan sebuah tripod
saat memotret.
4. Perhatikan Fokus dan Mode Metering/
Misfokus
atau fokus yang meleset, adalah petaka pada sebuah fotografi makro.
Untuk menghindarinya, penggunaan pengaturan fokus secara manual akan
lebih efektif dibandingkan dengan mode Autofocus.
Kemudian agar
lebih mudah dan cepat dalam menentukan fokus di mode manual, sebaiknya
Anda mengatur opsi metering kamera pada mode Spot Metering. Karena
penggunaan Spot Metering akan membuat kamera menghitung metering
pencahayaan hanya di area fokus yang dituju saja.
5. Memiliki Tujuan/
Untuk
memperoleh hasil yang maksimal, penting diketahui tujuan pengambilan
fotografi makro, apakah hanya untuk sekedar iseng, seni, kepentingan
ilmiah, pemberitaan atau promosi produk.
Dengan demikian kita bisa
fokus. Biasanya untuk kepentingan ilmiah dan pemberitaan lebih
mengutamakan 'pesan foto' daripada keindahannya (seni), namun akan
menjadi foto yang hebat apabila keduanya dapat disatukan.
6. Bersabarlah dan Tetap Bereksperimen dengan Komposisi.
Memotret
makro tidak seperti memotret landscape atau potrait. Anda harus
memiliki kesabaran ekstra karena pengambilan gambar harus dilakukan
sedekat mungkin dengan subjek. Selain perlu kesabaran lebih, kami juga
tetap menyarankan agar Anda terus bereksperimen dengan komposisi agar
foto makro menjadi lebih baik setiap harinya.
Selamat mencoba!
http://teknologi.inilah.com/read/detail/1926928/tips-memotret-foto-makro-yang-bagus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar