Pemanasan Global Membuat Tubuh Pendek.
TEMPO.CO , Florida - Para peneliti dari Universitas Florida dan Nebraska menemukan korelasi antara pemanasan global dan tinggi-pendeknya tubuh.
Melalui fosil kuda, ilmuwan palaeontologis ini mempelajari kaitan antara ukuran mamalia dan temperatur Bumi. Ketika suhu makin panas artinya ukuran mamalia lebih kecil atau pandek.
"Suhu lingkungan yang tinggi membuat ukuran mereka menurun, dan sebaliknya," kata Jonathan Bloch, kurator dari Florida Museum of Natural History, seperti dikutip Dailymail, Minggu, 26 Februari 2012.
Dari fosil kuda tertua yang berusia 56 juta tahun lalu, Bloch mengatakan pada awalnya kuda memiliki bentuk fisik seperti anjing kecil. Fosil kuda pertama di muka Bumi yang dinamakan Sifruhippus ini muncul selama periode Paleocene-Eocene Thermal Maksimum.
Periode ini terjadi sekitar 55 juta tahun lalu. Pada masa itu suhu Bumi sedang panas-panasnya dan cenderung naik sebesar 6 derajat Celcius. Kondisi ini berlangsung 175 ribu tahun dan mengakibatkan peningkatan karbon monoksida.
Kemudian peneliti juga mempelajari fosil Sifrhippus yang telah berevolusi dari awalnya seekor kuda seberat 5,4 kilogram dan menyusut menjadi 3,8 kilogram dalam periode 130 ribu tahun.
Setelah diteliti lagi, 45 ribu tahun berikutnya, bobot kuda itu naik tajam menjadi 15 kilogram dan terus meningkat hingga ke bentuk yang ada saat ini.
Peneliti Ross Secord dari Nebraska University mengatakan ini adalah temuan yang sangat drastis dan menjelaskan bagaimana iklim mengubah struktur tubuh makhluk hidup. "Yang mengejutkan adalah setelah mereka pertama kali muncul kemudian tubuh mereka menjadi lebih kecil, lalu secara drastis melonjak ukurannya," ujarnya. "Turun naiknya bentuk tubuh kuda ini seperti mengikuti iklim yang semakin panas kemudian diikuti pendinginan."
Secord menambahkan, selain kuda, saat ini mereka juga sedang meneliti binatang lain yang mengalami perubahan bentuk tubuh serupa. "Kami melihat sekitar sepertiga dari mamalia yang ada kini menjadi semakin kecil dan beberapa dari mereka menjadi separuh dari ukuran tubuh aslinya," katanya.
Melalui fosil kuda, ilmuwan palaeontologis ini mempelajari kaitan antara ukuran mamalia dan temperatur Bumi. Ketika suhu makin panas artinya ukuran mamalia lebih kecil atau pandek.
"Suhu lingkungan yang tinggi membuat ukuran mereka menurun, dan sebaliknya," kata Jonathan Bloch, kurator dari Florida Museum of Natural History, seperti dikutip Dailymail, Minggu, 26 Februari 2012.
Dari fosil kuda tertua yang berusia 56 juta tahun lalu, Bloch mengatakan pada awalnya kuda memiliki bentuk fisik seperti anjing kecil. Fosil kuda pertama di muka Bumi yang dinamakan Sifruhippus ini muncul selama periode Paleocene-Eocene Thermal Maksimum.
Periode ini terjadi sekitar 55 juta tahun lalu. Pada masa itu suhu Bumi sedang panas-panasnya dan cenderung naik sebesar 6 derajat Celcius. Kondisi ini berlangsung 175 ribu tahun dan mengakibatkan peningkatan karbon monoksida.
Kemudian peneliti juga mempelajari fosil Sifrhippus yang telah berevolusi dari awalnya seekor kuda seberat 5,4 kilogram dan menyusut menjadi 3,8 kilogram dalam periode 130 ribu tahun.
Setelah diteliti lagi, 45 ribu tahun berikutnya, bobot kuda itu naik tajam menjadi 15 kilogram dan terus meningkat hingga ke bentuk yang ada saat ini.
Peneliti Ross Secord dari Nebraska University mengatakan ini adalah temuan yang sangat drastis dan menjelaskan bagaimana iklim mengubah struktur tubuh makhluk hidup. "Yang mengejutkan adalah setelah mereka pertama kali muncul kemudian tubuh mereka menjadi lebih kecil, lalu secara drastis melonjak ukurannya," ujarnya. "Turun naiknya bentuk tubuh kuda ini seperti mengikuti iklim yang semakin panas kemudian diikuti pendinginan."
Secord menambahkan, selain kuda, saat ini mereka juga sedang meneliti binatang lain yang mengalami perubahan bentuk tubuh serupa. "Kami melihat sekitar sepertiga dari mamalia yang ada kini menjadi semakin kecil dan beberapa dari mereka menjadi separuh dari ukuran tubuh aslinya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar