Tiga Tipe Karyawan Ini Wajib Dipecat.
TEMPO.CO - Punya perusahaan yang karyawannya penuh inovasi tentu impian setiap orang. Tapi tunggu, coba perhatikan secara seksama karakter karyawan Anda. Ada orang-orang yang justru akan menjadi penghambat kemajuan perusahaan dan sebaiknya segera dilepaskan. Orang-orang ini adalah orang yang menghambat inovasi dan akan menghisap energi dari sebuah tim. Mari pelajari karakteristiknya.
1. Sang Korban
Sang korban adalah orang yang melihat masalah sebagai kesempatan untuk mengeluh ketimbang tantangan untuk diatasi. Setiap orang pasti pernah berada dalam posisi sang korban dan itu wajar. Tapi bagi yang setiap saat merasa korban, hidupnya selalu merasa teraniaya karena manusia, proses dan objek-objek tak bergerak lainnya. Mereka sering marah, biasanya diabaikan dan hampir selalu mengeluh.
Bahkan, ketika Anda merasa bahwa semuanya berjalan normal, sang korban selalu menemukan sesuatu untuk dikeluhkan. Sang korban tidak pernah mencari kesempatan. Mereka hanya mencari masalah dan mereka tak bisa berinovasi.
Jadi, jika Anda ingin membentuk tim yang inovatif, maka jangan pernah mentoleransi tipe sang korban. Pecat saja dia. Ini catatan bagus bagi Divisi Sumber Daya Manusia karena tipe sang korban selalu merasa bahwa perusahaan memang berniat memecat mereka karena alasan tertentu.
Mereka akan mencari orang yang mendukung alasan bahwa perusahaan telah bertindak sepihak. Pengacara biasanya yang mengambil peran ini. Jadi jika ingin memecat sang korban, maka buatlah dokumentasi sebelum dia pergi supaya Anda tak perlu dipanggil jaksa.
2. Si Tak Percaya
"Kenapa kita harus bekerja sekeras ini? Bahkan jika memiliki ide yang bagus, Bos pasti tak menyukainya. Sayangnya jika dia tak menyukainya, pasar justru suka. Aku melihat pola ini ratusan kali."
Komentar itu selalu muncul dari tipe si tak percaya. Banyak perusahaan menemukan hubungan antara kepercayaan dan kesuksesan di dunia nyata. Dan biasanya pemimpin yang hebat memahami hal ini. Mereka menemukan dan mempromosikan si penuh keyakinan dalam organisasi mereka. Mereka juga memahami efek dahsyat jika memiliki si tidak percaya dalam tim mereka. Karenanya, si tidak percaya ini segera disingkirkan tanpa ragu.
Jika Anda seorang pemimpin yang misinya adalah inovasi, tapi memiliki staf yang tidak penuh percaya, maka dia adalah pemimpin yang buruk atau yang dalam penyangkalan bahwa dia adalah manajer yang buruk. Anda berhak untuk mendapatkan staf terbaik, maka singkirkan si tidak percaya.
3. Si Sok Tahu
"Kalian memang tak mengerti sama sekali bisnis yang kita jalani ini. Peraturan tak mengizinkan ide semacam ini. Dan pemangku kepentingan kita tidak akan setuju. Jadi, jangan pernah buat aku mencoba kemampuan informasi dan teknologi yang jelas-jelas tak bisa mendukung. Dan akar masalah semua ini adalah, bla bla bla.
Pegawai semacam ini perlu diberi tantangan, dimotivasi ulang, dan dibayar untuk gagal. Tapi jika kebiasan pegawai ini susah berubah, maka satu kata, yaitu dipecat. Kalau tidak pegawai ini akan menganggu tim Anda karena dia akan mengganggu kinerja seluruh tim.
Anda tak ingin punya pegawai sang korban, si tak percaya, dan si sok tahu ini bukan? Ini tergantung pilihan Anda.
1. Sang Korban
Sang korban adalah orang yang melihat masalah sebagai kesempatan untuk mengeluh ketimbang tantangan untuk diatasi. Setiap orang pasti pernah berada dalam posisi sang korban dan itu wajar. Tapi bagi yang setiap saat merasa korban, hidupnya selalu merasa teraniaya karena manusia, proses dan objek-objek tak bergerak lainnya. Mereka sering marah, biasanya diabaikan dan hampir selalu mengeluh.
Bahkan, ketika Anda merasa bahwa semuanya berjalan normal, sang korban selalu menemukan sesuatu untuk dikeluhkan. Sang korban tidak pernah mencari kesempatan. Mereka hanya mencari masalah dan mereka tak bisa berinovasi.
Jadi, jika Anda ingin membentuk tim yang inovatif, maka jangan pernah mentoleransi tipe sang korban. Pecat saja dia. Ini catatan bagus bagi Divisi Sumber Daya Manusia karena tipe sang korban selalu merasa bahwa perusahaan memang berniat memecat mereka karena alasan tertentu.
Mereka akan mencari orang yang mendukung alasan bahwa perusahaan telah bertindak sepihak. Pengacara biasanya yang mengambil peran ini. Jadi jika ingin memecat sang korban, maka buatlah dokumentasi sebelum dia pergi supaya Anda tak perlu dipanggil jaksa.
2. Si Tak Percaya
"Kenapa kita harus bekerja sekeras ini? Bahkan jika memiliki ide yang bagus, Bos pasti tak menyukainya. Sayangnya jika dia tak menyukainya, pasar justru suka. Aku melihat pola ini ratusan kali."
Komentar itu selalu muncul dari tipe si tak percaya. Banyak perusahaan menemukan hubungan antara kepercayaan dan kesuksesan di dunia nyata. Dan biasanya pemimpin yang hebat memahami hal ini. Mereka menemukan dan mempromosikan si penuh keyakinan dalam organisasi mereka. Mereka juga memahami efek dahsyat jika memiliki si tidak percaya dalam tim mereka. Karenanya, si tidak percaya ini segera disingkirkan tanpa ragu.
Jika Anda seorang pemimpin yang misinya adalah inovasi, tapi memiliki staf yang tidak penuh percaya, maka dia adalah pemimpin yang buruk atau yang dalam penyangkalan bahwa dia adalah manajer yang buruk. Anda berhak untuk mendapatkan staf terbaik, maka singkirkan si tidak percaya.
3. Si Sok Tahu
"Kalian memang tak mengerti sama sekali bisnis yang kita jalani ini. Peraturan tak mengizinkan ide semacam ini. Dan pemangku kepentingan kita tidak akan setuju. Jadi, jangan pernah buat aku mencoba kemampuan informasi dan teknologi yang jelas-jelas tak bisa mendukung. Dan akar masalah semua ini adalah, bla bla bla.
Pegawai semacam ini perlu diberi tantangan, dimotivasi ulang, dan dibayar untuk gagal. Tapi jika kebiasan pegawai ini susah berubah, maka satu kata, yaitu dipecat. Kalau tidak pegawai ini akan menganggu tim Anda karena dia akan mengganggu kinerja seluruh tim.
Anda tak ingin punya pegawai sang korban, si tak percaya, dan si sok tahu ini bukan? Ini tergantung pilihan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar