Rabu, 08 Februari 2012

5 Makanan Penyebab Rasa Bahagia.


INILAH.COM,Jakarta - Makanan yang kita makan seringkali menimbulkan beberapa efek. Selain dapat menimbulkan efek awet muda, juga bisa memengaruhi suasana hati kita.

Peneliti Gary Wenk, dari Ohio State University and Medical Center sekaligus penulis buku bertajuk, Your Brain on Food mengutarakan setiap makanan menstimulasi area berbeda pada otak, melepaskan berbagai zat kimia seperti dopamine dan serotonin. Di sisi lain, kekurangan asam amino bisa menyebabkan depresi.

Seperti dikutip Genius Beauty, berikut beberapa makanan yang bisa menimbulkan suasana hati senang. Apa saja?

Ikan

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang hidup di negara yang ikan adalah bagian integral dari diet, maka mereka akan memiliki tingkat depresi terendah, terhindar dari gangguan bipolar, depresi pasca-melahirkan, dan gangguan afektif musiman.Hal ini dikarenakan ikan banyak mengandung asam lemak Omega-3.
Studi yang dilakukan pada 2008, menunjukkan bahwa pengobatan depresi dengan minyak ikan bisa sama efektifnya dengan Prozac populrt di seluruh dunia.

Madu

Berbeda dengan gula yang tidak berguna dan berbahaya, madu mengandung vitamin B, asam folat, besi, mangan, dan 181 senyawa biologis aktif yang berbeda, seperti quercetin dan asam caffeic, meningkatkan produksi energi di otak.

Cabai

Jika Anda suka dengan makanan pedas, maka kebiasaan itu bisa bantu Anda untuk selalu gembira. Cabai bisa meningkatkan endorfin, zat yang membuat orang gembira dan semangat.

Bit merah

Bit adalah sumber vitamin B, yang dibutuhkan oleh otak kita untuk fungsi yang baik dari memori, humor yang baik, kemampuan dengan cepat menemukan informasi dan memprosesnya. Bit juga mengandung betaine, suatu senyawa yang menggunakan otak kita untuk membuat antidepresan alami.

Tomat

Senyawa yang disebut lycopene tidak hanya membuat warna merah dari tomat semata, tapi juga dapat meningkatkan suasana hati, mencegah pembentukan senyawa peradangan di otak yang berkaitan dengan depresi.

Tomat mengandung peningkatmoodlain, seperti asam folat, magnesium, besi dan vitamin B6, yang penting untuk memproduksi suasana hati-regulating neurotransmiter otak, seperti serotonin, dopamine, dan norepinefrin. [mor).

Sering Ditampar Membuat Anak Jadi Lebih Agresif.


TEMPO.CO, Kanada - Sebaiknya orang tua tidak ringan tangan pada si buah hati. Apabila anak melakukan kesalahan, jangan langsung memukul atau menampar. Hal ini membuat si anak lebih agresif saat mereka dewasa nanti. Demikian diungkapkan para ilmuwan dalam sebuah penelitian penting berdurasi 20 tahun yang dirilis Februari 2012.

Hasil berbagai kajian atau penelitian ini memaparkan fakta bahwa anak-anak yang sering ditampar, dipukul, atau diteriaki ketika mereka bertindak nakal akan cenderung meniru perilaku itu saat mereka dewasa.

Dr. Joan Durrant dari University of Manitoba and Ron Ensom di Children’s Hospital of Eastern Ontario menulis hasil riset mereka ini di Canadian Medical Association Journal. “Hampir tanpa perkecualian, semua studi ini menunjukkan bahwa hukuman fisik terkait dengan agresi tingkat tinggi dalam melawan orang tua, saudara kandung, teman bermain, dan pasangan.”

Para penulis mengamati bahwa pandangan masyarakat terhadap hukuman fisik telah berubah selama 20 tahun terakhir. Hukuman fisik tak lagi dipertimbangkan sebagai cara terbaik untuk mengatasi anak-anak yang sulit diatur.

Dalam jajak pendapat di Amerika Serikat belum lama ini ditemukan bahwa hampir sebagian besar orang tua mengatakan bahwa mereka menggunakan time out atau mengambil mainan kesayangan anak-anak sebagai hukuman. Namun, seperlima dari mereka berkata "sangat cenderung" untuk memukul anak-anak mereka.

Di Amerika Serikat saat ini, tindakan memukul anak adalah legal dengan sejumlah aturan berbeda-beda di setiap negara bagian. Namun, tindakan memukul anak sudah dilarang di 20 negara Eropa, termasuk Jerman, Spanyol, dan Belanda. Di Inggris, hukuman yang wajar di rumah diizinkan, tetapi tidak boleh meninggalkan bekas pada kulit sejak 2004. Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa 71 persen orang tua mendukung larangan memukul.

Para peneliti mengatakan bahwa para dokter seharusnya membantu orang tua untuk mempelajari pendekatan efektif tanpa kekerasan untuk mendisiplinkan anak karena banyak yang tidak mengerti apa yang cocok untuk perilaku anak.

Dr. Durrant mengatakan kepada Daily Mail edisi 8 Februari 2012, “Para orang tua lebih cenderung percaya bahwa anak-anak mereka menjadi pemberontak atau berlaku buruk. Tetapi dalam banyak kasus, anak-anak cenderung melakukan apa yang mereka anggap normal untuk perkembangan mereka.”

Teknik-teknik tersebut, kata Dr. Durrant, termasuk mengenali bahwa balita cenderung berkata tidak untuk semua hal dan mengabaikan mereka selama 10 detik ketika mereka bertindak sebelum mengulang perilaku mereka. Cara lain adalah membuat aturan, tetapi menjelaskan mengapa hal tersebut dilakukan.

Protein Tinggi Tekan Rasa Lapar.



TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan masalah besar warga dunia, baik di negara maju maupun berkembang. Ada banyak faktor yang dapat menambah berat badan dan komposisi lemak tubuh sehingga menyebabkan obesitas. “Faktor yang mempengaruhi, antara lain genetik, metabolik, psikososial, perilaku, kultur, dan lingkungan,” ujar Fiastuti Witjaksono, dokter spesialis gizi klinik Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Senin dua pekan lalu.

Mengutip data Riset Kesehatan Dasar 2008, penduduk Indonesia yang mengalami obesitas di atas usia 15 tahun lebih banyak dari kalangan perempuan. “Hampir 10 persen lebih tinggi dibandingkan pria,” ujar Fiastuti dalam promosi doktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, siang itu.

Menurut Fiastuti, perempuan dewasa obesitas yang menjalani diet, kemudian berhasil menurunkan berat badannya, sebagian besar akan mengalami kenaikan berat badan kembali. Salah satu penyebabnya, mereka kembali menerapkan pola makan lama karena tak kuat menahan lapar. Padahal salah satu penyebab keberhasilan diet adalah menjaga keseimbangan energi yang masuk.

Dalam disertasinya, Fiastuti mengemukakan bahwa asupan protein tingkat tinggi pada diet yang dilakukan perempuan dengan obesitas dapat menurunkan rasa lapar. Hal itu terjadi karena protein memiliki efek termik (jumlah energi yang digunakan tubuh untuk mencerna makanan) lebih besar dibanding karbohidrat dan lemak. Akibatnya, protein tak dapat disimpan dalam tubuh sehingga perlu dicerna secara lebih cepat.

Rasa lapar dan kenyang juga bergantung pada hormon yang dihasilkan saluran pencernaan. Salah satunya adalah gut hormone yang bersifat oreksigenik (menimbulkan rasa lapar) dan anoreksigenik (yang menekan rasa lapar). Kesimpulan sementara yang didapat Fiastuti dalam penelitian doktoralnya adalah konsumsi protein tingkat tinggi pada perempuan yang sedang melakukan diet dapat menurunkan gut hormone oreksigenik dan meningkatkan gut hormone anoreksigenik. “Sehingga terdapat penekanan rasa lapar dan peningkatan rasa kenyang," katanya.

Menurut Fiastuti, komposisi protein yang efektif menekan rasa lapar pada perempuan yang mengalami kegemukan adalah 40,6 persen dari jumlah total 60 gram asupan energi yang dibutuhkan perempuan. Pemenuhan 25 persen protein bisa didapat dari makanan dasar. Namun, untuk diet tinggi protein, pemenuhan komposisi 40,6 persen agak sulit dilakukan kecuali dengan nutrisi tambahan, salah satunya kasein (protein susu). "Bahkan, bila kita memakan putih telur yang paling banyak mengandung protein pun, pemenuhan 40 persen komposisi protein tidak bisa tercapai," ujarnya.

Fiastuti mengakui masih ada pro-kontra mengenai efek makanan protein tinggi terhadap fungsi ginjal. Ada yang menyebutkan, pada perempuan dengan gangguan fungsi ginjal ringan, konsumsi protein tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal, terutama konsumsi protein tinggi hewani non-susu. Sedangkan konsumsi protein susu dan protein nabati tidak mempengaruhi kerja ginjal sama sekali.

“Namun pendapat itu masih belum jelas dan belum bisa dibuktikan," kata Fiastuti. "Sebab, pada populasi orang dengan penyakit ginjal, konsumsi protein sesuai dengan rekomendasi diet yang diizinkan malah memperlambat progresivitas penyakitnya."

Selain tak sedap dipandang, obesitas layak diperangi karena berpotensi memicu munculnya sejumlah penyakit. Salah satunya adalah diabetes. Ancaman penyakit ini makin besar pada mereka yang mengalami obesitas, yang salah satu penandanya adalah bertumpuknya lemak di perut (lemak viskeral).

Hasil penelitian yang melibatkan lebih dari 700 orang dewasa dan diungkapkan dalam jurnal Annals of Neurology, Mei 2010, menyatakan, semakin berat volume lemak viskeral, risiko untuk terkena diabetes tipe 2 akan semakin besar. Karena itu, dalam kesempatan berbeda, kepada Tempo, Dante Saksono Harbuwono, dokter spesialis endokrinologi FKUI-RSCM, mengingatkan, "Orang dengan perut buncit harus ekstra-waspada karena lebih rentan terkena diabetes." Walhasil, diet untuk mengatasi obesitas, termasuk diet tinggi protein, layak dipraktekkan.

Menteri Tetapkan Aturan Gas Non Konvensional.



TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, telah menetapkan Peraturan Menteri ESDM No 5 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional.

"Peraturan ditetapkan berdasar pertimbangan Menteri untuk mengoptimalkan gas non konvensional dalam diversifikasi energi," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (08/02).

Aturan tersebut mengatur soal pengelolaan gas non konvensional mulai dari penguasaan dan pengusahaan migas non konvensional, penyiapan wilayah kerja, penetapan wilayah kerja migas non konvensional, penawaran wilayah kerja, jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan, kriteria penilaian lelang reguler wilayah kerja dan penawaran langsung wilayah kerja, penetapan pelaksana kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pada wilayah kerja migas non konvensional,dan ketentuan lainnya.

Migas non konvensional adalah minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya migas dengan permeabilitas yang rendah (low permeability) antara lain shale oil, shale gas, tight sand gas, gas metana batubara dan methane-hydrate, dengan menggunakan teknologi tertentu seperti facturing atau pemecahan.

Sebenarnya aturan soal pengelolaan gas non konvensional ini ditargetkan dapat berlaku pada akhir tahun lalu. Namun, terdapat kemunduran dan baru dapat diterapkan sekarang.

Kegiatan operasi migas unconventional seperti gas metana batubara (CBM) dan shale gas,memang sedikit berbeda dibandingkan migas konvensional. Pemerintah berharap dengan ditetapkannya peraturan tersebut, pemakaian gas lebih optimal dan dapat memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat.

info teknologi dan otomotif.


Mobil Lipat Hiriko, Solusi Krisis Tempat Parkir.

TEMPO.CO, Brussel - Pengembangan mobil lipat Hiriko EV menemukan momentum yang pas. Setelah dipertontonkan di markas besar Uni Eropa di Brussel, Belgia, pekan lalu, kendaraan mini ini langsung ditahbiskan sebagai solusi masalah perkotaan.

Pujian itu dilontarkan Presiden Komisi Uni Eropa, Jose Manuel Barroso, setelah mencoba Hiriko di kantornya. "Mobil ini adalah jawaban terhadap krisis tempat parkir yang terjadi di kawasan urban Eropa," kata dia seperti dikutip MSNBC.

Selain menjadi solusi krisis parkir, Hiriko yang digerakkan dengan tenaga listrik dinilai cocok dengan upaya mengatasi pemanasan global dan krisis energi. Namun Barroso tak menyebut rencana apa pun yang bakal dilakukan Uni Eropa untuk mengembangkan Hiriko.

Hiriko dikembangkan oleh konsorsium perusahaan teknologi di Basque, Spanyol, bersama para ahli di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, Amerika Serikat. Mereka memiliki konsep untuk mengembangkan mobil kota mini dan hemat energi yang cocok dioperasikan di kawasan padat.

Dengan kapasitas angkut dua penumpang, Hiriko juga memiliki kelebihan unik, yakni dapat dilipat. Kabinnya bisa diputar secara vertikal agar bisa diletakkan di tempat parkir sempit. Pintu masuk pun didesain hanya bisa dibuka dari depan, sehingga tak memudahkan akses. Keunikan lainnya ialah tenaga listrik disalurkan pada keempat roda yang semuanya bisa disetir.

Tapi, jangan salah, meski mini, tenaga Hiriko cukup mumpuni. Mobil ini memiliki jangkauan 120 kilometer dan kecepatan tertinggi 90 kilometer per jam. Di dalam kota Hiriko bisa melaju hingga 51 kilometer per jam.

Mobil ini rencananya dikembangkan secara komersial oleh konsorsium Afypaida. Pabrik pertama akan dioperasikan tahun 2013 dengan produksi awal 9.000 unit. Rencananya Hiriko akan dilego dengan harga US$ 16.322 atau sekitar Rp 146 juta.