Kamis, 12 Januari 2012

berita ekonomi.

Ini Dia, 10 Negara Dengan Ekonomi Paling Liberal

TEMPO.CO, Washington - Lembaga riset Amerika Serikat, Heritage Foundation, merilis daftar 10 negara dengan sistem perekonomian paling bebas di dunia. Hong Kong menduduki peringkat pertama karena memiliki skopr tertinggi dalam beberapa indikator yakni kelenturan aturan hukum, efisiensi regulasi, serta keterbukaan pasar maupun birokrasi.

Hong Kong pun berhasil menjuarai kelompok negara dengan perekonomian paling liberal dalam 18 tahun berturut-turut. Heritage menempatkan Hong Kong di posisi pertama negara dengan perekonomian paling bebas dengan skor 89,9 setelah melihat indikator perdagangan, investasi, fiskal dan finansial.

Setelah Hong Kong, posisi lima besar berturut-turut diisi oleh Singapura dengan skor 87,5, Australia dengan nilai 83,1, Selandia Baru dengan nilai 82,1 dan Swiss yang membukukan indeks 81,1.

Dalam laporan yang dirilis kemarin, secara umum Heritage Foundation menilai, tingkat kebebasan perekonomian di seluruh dunia telah menurun sepanjang tahun lalu. Menurut Presiden Heritage Foundation, Edwin Feulner, penurunan tingkat kebebasan ekonomi terjadi seiring tingginya pengeluaran pemerintah.

Ia menduga banyak negara yang berfikir belanja pemerintah menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi. "Tapi itu tak berhasil. Menurut kami, sudah waktunya untuk memberi kesempatan pada pasar untuk menunjukkan apa yang dapat dilakukan," kata dia seperti dikutip BBC.

Heritage juga menilai, kebebasan ekonomi di wilayah Amerika Utara dan Eropa mengalami penurunan tajam. Amerika Serikat turun satu peringkat ke posisi 10 dibanding 2011 lalu, sedangkan Inggris naik dari urutan 16 ke posisi 14.

Tahun ini. kebebasan ekonomi di kawasan Asia dan Afrika dilaporkan meningkat. Salah satunya yang dialami Mauritius, negara sub-Sahara Afrika pertama yang masuk posisi 10 besar. "Mauritius menduduki posisi 8," ujar Feulner.

Peringkat kebebasan ekonomi menjadi indikator bagi para investor yang berniat menanamkan modal di satu negara. Para pemodal umumnya mengharapkan adanya perlindungan hukum, kebebasan berinvestasi serta regulasi yang efisien.

Ingin tahu siapa saja 10 besar negara dengan ekonomi paling besar? berikut daftarnya:
  1. Hong Kong --- 89.9
  2. Singapura --- 87,5
  3. Australia --- 83,1
  4. Selandia Baru --- 82,1
  5. Swiss --- 81,1
  6. Kanada --- 79,9
  7. Chili --- 78,3
  8. Mauritius --- 77
  9. Irlandia --- 76,9
  10. Amerika --- 76,3

http://www.tempo.co/read/news/2012/01/12/092377014/Ini-Dia-10-Negara-Dengan-Ekonomi-Paling-Libera
l

berita ekonomi...

Pertumbuhan Kartu Kredit Bakal Anjlok


TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan kartu kredit diperkirakan bakal menurun seiring dengan rencana Bank Indonesia menetapkan batasan penghasilan nasabah. Tahun ini kartu kredit diperkirakan hanya tumbuh 10-15 persen. "Tahun depan bakal lebih rendah lagi," ujar General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), Steve Marta, Kamis, 12 Januari 2012.

Meski terjadi penurunan pertumbuhan, kata dia, dari sisi transaksi belum tentu ikut turun. Hal ini dikarenakan semakin luasnya penggunaan kartu kredit. “Beli bensin saja bisa pakai kartu kredit."

Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 14/2/PBI/2012 sebagai revisi dari PBI nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) yang ditargetkan efektif mulai 1 Januari 2013 dengan masa transisi dua tahun.

Peraturan tersebut menyebutkan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjaman kartu kredit kepada nasabah yang memiliki pendapatan minimal Rp 3 juta. Nasabah yang pendapatan per bulannya antara Rp 3 hingga Rp 10 juta hanya diberikan plafon pinjaman tiga kali besar pendapatannya. Selain itu, nasabah hanya diperbolehkan memiliki kartu kredit maksimal dari dua penerbit.

Menurut Steve, ketentuan bari ini memberikan manfaat bagi bank, karena akan menurunkan tingkat kredit bermasalah (NPL).

Tapi, kata dia, dari sisi pendapatan bakal menurunkan penerimaan bank dari kartu kredit. Sebab menerbitkan kartu kredit, bank harus bekerja sama denga pihak lain dengan komitmen pembayaran tertentu. Selain itu, masih ada biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pemasaran kartu kredit. “Pembayaran sudah ditetapkan, tapi jumlah kartu turun, ini potensi penurunan pendapatan."

Saat ini pihaknya berencana merundingkan teknis transisi penerapan aturan tersebut bersama Bank Indonesia. Menurut Steve, diperlukan infrastruktur khusus untuk membantu masa transisi ini. Untuk mencapai waktu yang telah ditargetkan BI, Steve belum bisa optimis. “Belum bisa dipastikan, tapi akan tetap dijalankan ke arah sana."



http://www.tempo.co/read/news/2012/01/12/090377054/Pertumbuhan-Kartu-Kredit-Bakal-Anjlok