Minggu, 01 Juli 2012

Teknik Dasar Fotografi

Teknik Dasar Fotografi.
Mengenal 3 Elemen Dasar Fotografi (III).
Di tulisan sebelumnya kita membahas dua elemen dasar dari Segitiga Fotografi, yakni ISO dan Aperture. Nah, di bagian terakhir ini kita akan bahas elemen yang ketiga dari teknik dasar fotografi: Shutter Speed.
 Secara definisi, Shutter Speed atau dalam bahasa Indonesia disebut Kecepatan Rana, adalah rentang waktu saat shutter di kamera Anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto.

Bahasa simpelnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.

Pada waktu kita menjepret, shutter akan terbuka selama beberapa waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya yang masuk melalui lensa. Durasi pembukaan shutter inilah yang dikenal sebagai Shutter Speed .

Logikanya, semakin lama shutter dibuka akan semakin banyak cahaya yang masuk. Dan sebaliknya semakin cepat shutter dibuka maka makin sedikit cahaya yang terekam.

Satuan dari shutter speed adalah detik. Satuannya lebih mudah dipahami ketimbang satuan Aperture. Untuk mengurangi banyaknya cahaya yang masuk menjadi setengah sebelumnya, waktu shutter speed tinggal di bagi 2. Dan sebaliknya, untuk menambah cahaya menjadi 2 kali sebelumnya tinggal di kalikan 2.

Jika kita memilih 1/100, shutter akan terbuka selama 1/100 detik. Begitu pula dengan jika kita memilih shutter speed 2, maka shutter akan terbuka selama 2 detik. Yang perlu diingat adalah, semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak. Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi (shutter akan semakin cepat membuka dan menutup).

Pada kamera DSLR Canon EOS 500D misalnya, shutter speed yang dapat digunakan adalah 30 detik hingga 1/4000 detik. Rentang nilai shutter speed pada kamera tipe/ merk lain kurang lebih sama.
Namun pada beberapa kamera pro (seperti Canon EOS 7D), kecepatan shutter speed-nya bisa sampai 1/8000 detik. Cukup cepat untuk memotret peluru yang melesat.

Teknis dengan menggunakan shutter speed yang rendah (slow speed), biasanya digunakan pada kondisi kurang cahaya. Shutter dibuka lebih lama agar kamera dapat mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yg kita inginkan.

Jika kita memotret suatu scene dengan beberapa obyek yang bergerak, akan menghasilkan sebuah efek baru yang keren. Misal memotret lalu lintas di malam hari menimbulkan efek jalur cahaya/ lightrail. Lampu dari mobil2 yang berseliweran akan direkam dalam sensor.

Namun ketika memotret dengan slow speed, kita memerlukan sebuah tripod untuk menopang kamera kita. Jika tidak, maka foto yang dihasilkan akan blur karena kamera pasti akan goyang. Manusia normal tidak akan kuat berdiri diam memegangi kamera selama beberapa detik tanpa goyang.

Pada kamera-kamera DSLR juga terdapat pilihan 'bulb' yang ditandai dengan huruf B. Dengan menggunakan bulb, artinya kecepatan terbuka dan tertutupnya tirai di tentukan sendiri oleh klik telunjuk kita pada tombol shutter.

Pilihan bulb ini dapat menjadi alternatif ketika kita tidak menemukan shutter speed yang disediakan oleh DSLR. Tapi yang perlu diingat, dalam menggunakan bulb terkadang memang membutuhkan naluri yang kuat.

Demikianlah penjabaran dari tiga elemen dasar fotografi yang dikenal sebagai Segitiga Fotografi. Bawa terus kamera Anda dan jangan pernah ragu untuk selalu memotret. Salam Jepret...!!

http://teknologi.inilah.com/read/detail/1877527/mengenal-3-elemen-dasar-fotografi-iii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar