Minggu, 17 Februari 2013

contoh kasus pelanggaran etika bisnis

Prancis Sebut Bos Spannghero Jual Daging Kuda dengan Label Sapi



PARIS--Prancis, Ahad (17/2), menyatakan bahwa jajaran manajer perusahaan Spanghero asal Prancis telah bertanggung jawab atas penyebaran daging kuda dengan mengemas produk seolah-olah adalah daging sapi. inggris, padahal, telah menyatakan sejak 2011, bahwa mereka  menyelidiki klaim yang memperingatkan ada daging kuda di tengah industri makanan.

Saat muncul dua tahun lalu, peringatan itu diabaikan. Terkuaknya kasus tersebut menimbulkan skandal ke penjuru Eropa. Kasus ini langsubg diikuti dengan penarikan produk besar-besaran dari penjualan.

Skandal ini pun mencederai perusahaan pelabelan makanan sekaligus menyoroti betapa rumitnya rantai pasokan di Uni Eropa. Kepercayaan masyarakat Eropa runtuh terhadap kemungkinan apa yang tersaji dan hendak disantap. Mereka juga menekan pemerintah untuk menjelaskan bagaimana 'celah' mengerikan dalam kontrol kualitas makanan bisa terjadi.
 
Hasil investigasi terhadap aktivItas pemrosesan daging di Spanghero, mengungkapkan ada alasan serius, spesifik dan koherent untuk menyebut perusahaan itu telah menipu konsumen dengan sengaja menjual daging kuda berlabel daging sapi. Temuan investigasi itu diungkap oleh pemerintah.

Hanya saja, 330 karyawan perusahaan tidak akan disalahkan dan dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertanian Prancis, Stephane Le Foll pada Senin. Pertemuan itu untuk memastikan pembayaran gaji mereka, hingga pabrik Spanghero, yang izinnya dicabut sementara, bisa beroperasi lagi.

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/02/17/midi5h-prancis-sebut-bos-spannghero-jual-daging-kuda-dengan-label-sapi

contoh kasus pelanggaran etika bisnis

Amazon Diminta Jelaskan Pelecehan Pekerja Musiman

 

Pemerintah Jerman menuntut penjelasan dari perusahaan ritel online, Amazon, setelah sebuah film dokumenter menunjukkan pelecehan terhadap pekerja musiman oleh penjaga keamanan Amazon. Film dokumenter yang dibuat oleh stasiun televisi negara, ARD, memperlihatkan kamar karyawan yang digeledah saat makan pagi dan karyawan terus diawasi setelahnya.

“Kecurigaan sangat berat. Karena itu, seluruh fakta harus diletakkan di atas meja seceta mungkin,” kata Menteri Tenaga Kerja Jerman, Ursula von der Leyen sebagaimana dikutip dari BBC. Von der Layer mengatakan, beberapa agen tenaga kerja bisa kehilangan izin operasi akibat pelecehan tersebut.

Film dokumenter tersebut menunjukkan kehidupan dan kondisi kerja para pekerja yang dibawa dari agen tenaga kerja untuk membantu perusahaan yang sibuk saat natal, terutama di gudang Amazon di Bad Hersfeld, negara bagian Hesse, Jerman. Para pekerja hidup di sebuah tempat yang sempit dan jauh dari gudang Amazon pada hari libur. Tempat tinggal mereka bahkan tidak bisa dicapai oleh bus umum.

Kebanyakan pekerja di sana didatangkan dari Spanyol dan Polandia. Dalam film itu, pekerja yang berasal dari luar Jerman menerima perlakuan paling buruk dari penjaga keamanan yang dipekerjakan oleh sebuah perusahaan swasta, Hensel European Security Services. 

Perusahaan keamanan itu dikontrak oleh agen tenaga kerja lain, bukan dikontrak langsung oleh Amazon. Mereka juga telah membantah bahwa mereka memberikan perlakuan yang buruk kepada para pekerja.

Sementara Amazon, menyatakan akan segera menindaklanjuti laporan tersebut. “Kami akan menindaklanjuti setiap insiden di pusat logistik kami dan lingkungan tempat pekerja tinggal akan menjadi perhatian kami. Dan jika diperlukan, kami akan melakukan perbaikan secara menyeluruh,” kata Amazon dalam keterangan persenya.

http://www.tempo.co/read/news/2013/02/17/090461929/Amazon-Diminta-Jelaskan-Pelecehan-Pekerja-Musiman