Kamis, 07 Juni 2012




Sesame Street pun Harus Pergi dari Arab.

Misi Amerika Serikat (AS) di Pakistan menggunakan boneka Sesame Street, gagal total. Elmo, Big Bird, Ernie, dan kawan-kawan terpaksa dipulangkan.

AS menarik pendanaan untuk serial televisi ternama Sesame Street versi Pakistan. Hal ini disebabkan laporan korupsi yang diterima oleh penyokong keberadaan Sesame Street di negara itu, USAIDS.

“Kami menerima laporan dugaan korupsi oleh rumah produksi Rafi Peer Theatre Workshop,” ujar Jubir Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner, tanpa menjelaskan lebih terperinci.

Acara ini baru mulai siaran enam bulan lalu, yang diantaranya menayangkan Elmo bersama tokoh-tokoh lokal. Pendanaan dialirkan enam pekan setelah Dubes AS Cameron Munter berkunjung ke lokasi syuting Sim Sim Hamara, nama Pakistannya.

Awalnya, AS mengalokasikan US$20 juta untuk memproduksi acara tersebut. Sejauh ini, menurut laporan USAIDS, baru US$6,7 juta yang terpakai. Tapi laporan dari suratkabar Pakistan Today, uang itu digunakan Rafi Peer untuk melunasi utangnya.

Perusahaan yang bermarkas di Lahore itu menyangkal tudingan itu. COO Rafi Peer dan satu-satunya anggota keluarga yang masih menjalankan perusahaan, Faizaan Peerzada menyatakan, AS berhenti mendanai setelah US$10 juta karena kekurangan uang.

“Kami gembira bisa bekerjasama untuk proyek ini dan memperbaiki kualitas edukasi untuk anak-anak melalui televisi yang dibuat secara domestik,” demikian Peerzada. Ia dikabarkan hendak mencari pendana baru untuk meneruskan Sim Sim Hamara.

Misi utama Sesame Street versi Pakistan ini untuk mempromosikan toleransi antar etnis dan kesamaan gender. Sebanyak 26 episode sudah digarap, meski jumlah itu baru sepertiga dari permintaan awal.

Ini kedua kalinya Sesame Street versi asing alami masalah. Sebelumnya, Kongres (DPR AS) terpaksa membatalkan pendanaan Sesame Street versi Palestina yang disebut Sharaa Sim Sim dalam bahasa Arab.

Pembatalan ini terkait pemotongan dana sebesar US$200 juta untuk bantuan Palestina, setelah negara itu mengajukan keanggotaan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). AS menentang keinginan ini, karena belum mengakui kedaulatan Palestina.

Baru-baru ini, Sesame Street juga menjadi berita saat dokumenter dari media Al Jazeera menunjukkan, satu dekade lalu lagu tema serial tersebut digunakan sebagai alat penyiksa tahanan di penjara Teluk Guantanamo.

Tahanan dipaksa mendengarkan sejumlah lagu melalui headphone selama berjam-jam, dengan volume yang keras. Salah satu diantara musik yang diputar berulang-ulang adalah lagu tema Sesame Street.

Tak bisa disangkal, acara dan merchandise Sesame Street menjadi sebuah brand yang telah mendunia. Sebanyak 145 negara menayangkannya, termasuk negara yang sedang bermasalah seperti Afghanistan dan Sudan.

http://web.inilah.com/read/detail/1869209/sesame-street-pun-harus-pergi-dari-arab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar