Senin, 04 Juni 2012

Dilarang Aborsi, Perempuan Turki Unjuk Rasa 

Ribuan orang turun ke jalan di Turki, Ahad, 3 Juni 2012, untuk memprotes kebijaksanaan pemerintah yang membatasi hak aborsi.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera di Turki, unjuk rasa ini diikuti setidaknya 4.000 orang. Hampir seluruh yang turut bagian dalam aksi di Kota Kadikoy ini adalah kaum perempuan

Para demonstran membentangkan spanduk bertuliskan antara lain: "Badanku, Pilihanku", "Aborsi adalah hak", "Jangan melabur perkosaan".

"Kami ingin memiliki hak aborsi. Perdana Menteri tidak bisa turut campur dalam urusan kaum perempuan," kata Emine Demir, seorang ibu rumah tangga yang juga turut dalam demonstrasi, Ahad.

Zeynep Cikik, seorang pekerja kebersihan yang ikut serta dalam demonstrasi, mengatakan perempuan akan tetap melakukan pengguguran kandungan dengan cara yang berbeda jika pelarangan itu tetap diberlakukan. Namun yang dikhawatirkan cara-cara ini akan menjadi "pembunuhan massal kaum perempuan."

Menteri Kesehatan Recep Akdag, Kamis, pekan lalu, mengatakan pemerintah akan mengajukan rancangan undang-undang ke parlemen bulan ini mengenai pembatasan aborsi. Kepada wartawan, Recep mengatakan bila perlu pemerintah akan merawat bayi hasil perkosaan meskipun tidak dimaksudkan bahwa bayi hasil perkosaan tidak boleh diaborsi.

Turki melegalkan aborsi sejak 1983, tetapi tak lama kemudian parlemen meminta pengguguran kandungan harus dibatasi. Menurut Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, aborsi adalah "pembunuhan" dan dia berkali-kali meminta kaum perempuan memiliki sedikitnya tiga orang anak.

"Mereka mengatakan tubuhku, pilihanku. Kelompok feminis mengatakan hal ini, tetapi tak satu pun berhak menggugurkan calon jabang bayi dalam kandungannya," kata Erdogan. Pada kesempatan lain, Menteri Kesehatan mengatakan pemerintah juga akan mengumumkan rencana untuk menghukum pihak rumah sakit yang tidak selektif dalam pelaksanaan operasi caesar atau membantu melahirkan tidak secara alami.

Menurut catatan 2011, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) Turki memiliki catatan rata-rata proses melahirkan tinggi. Lebih dari 40 persen angka kelahiran pada 2009 dilakukan dengan cara caesar. Hanya Brasil dan Cina yang bisa mengalahkan Turki. Di lain pihak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan maksimum 15 persen.

Aborsi sejak 1983 terus menurun, tetapi warga Turki terlanjur lebih memilih memiliki anak sedikit. Data di Turki menunjukkan, pada 2008 angka aborsi mencapai 14,8 persen dari 1.000 wanita, lebih sedikit dibandingkan dengan yang terjadi di dunia, yakni 28 pesen dari 1.000 perempuan atau 27 persen per 1.000 perempuan di Eropa.

http://www.tempo.co/read/news/2012/06/04/117408113/Dilarang-Aborsi-Perempuan-Turki-Unjuk-Rasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar